Survey Lingkungan Belajar (Sulingjar)
Madiun, 8 Oktober 2024 –
Survei Lingkungan Belajar (Sulingjar) merupakan alat ukur yang digunakan untuk mengevaluasi dan memetakan aspek pendukung kualitas pembelajaran di lingkungan satuan pendidikan. Sulingjar bertujuan untuk mengukur aspek-aspek lingkungan satuan pendidikan (input dan proses belajar-mengajar) yang berdampak pada proses dan hasil belajar peserta didik. Pertanyaan dalam Instrumen Sulingjar akan disesuaikan dengan perpektif masing-masing responden.
Jadwal pelaksanaan Sulingjar untuk guru dan kepala sekolah lebih fleksibel dan diberikan alokasi waktu yang lebih panjang (± dua minggu) dengan mekanisme pengerjaan secara daring tanpa pengawasan dan dapat dilakukan dari mana saja sepanjang terdapat akses internet.
Survey Lingkungan Belajar untuk Tingkat SD/MI akan di laksanakan pada tanggal 9 sampai 22 Oktober 2020. Partisipasi setiap guru dan kepala sekolah di dalam Sulingjar tersebut akan mempengaruhi akurasi gambaran umum iklim belajar dan iklim satuan pendidikan. Hasil Sulingjar akan dilaporkan sebagai hasil satuan pendidikan dan tidak dilaporkan sebagai hasil individu guru dan kepala sekolah. Selanjutnya hasil Sulingjar tersebut akan dijadikan sebagai bagian dari data profil pendidikan dan rapor pendidikan untuk masing-masing satuan pendidikan dan pemerintah daerah, yang memberikan gambaran kualitas/mutu pendidikan masing-masing.
Peningkatan di Beberapa Aspek
Survei yang dilakukan terhadap lebih dari 50.000 sekolah di seluruh Indonesia ini menunjukkan adanya peningkatan kualitas di beberapa aspek penting. Salah satunya adalah fasilitas teknologi pendidikan, di mana 65% sekolah kini dilengkapi dengan akses internet yang memadai, meningkat signifikan dari tahun sebelumnya yang hanya mencapai 48%. Fasilitas ini diharapkan dapat mendukung pembelajaran berbasis digital yang terus berkembang sejak pandemi COVID-19.
Kemajuan lain terlihat pada aspek pelatihan guru. Sebanyak 72% dari guru yang disurvei menyatakan telah mengikuti pelatihan pengembangan kompetensi dalam dua tahun terakhir, dengan fokus pada metode pengajaran kreatif dan penggunaan teknologi dalam kelas. Hal ini menunjukkan upaya pemerintah dan berbagai institusi pendidikan untuk meningkatkan kualitas pengajaran di sekolah.
Tantangan yang Masih Dihadapi
Meski demikian, survei ini juga mengungkapkan beberapa tantangan yang masih harus dihadapi. Salah satunya adalah kesenjangan pendidikan di daerah perkotaan dan pedesaan. Sekitar 40% sekolah di daerah terpencil masih menghadapi keterbatasan akses ke sumber daya pendidikan, seperti buku pelajaran dan fasilitas kelas yang memadai. Selain itu, partisipasi orang tua dalam mendukung proses pembelajaran juga dinilai masih rendah di beberapa wilayah, terutama di daerah dengan ekonomi yang lebih rendah.
Rekomendasi dari Survei
Dari hasil survei, ada beberapa rekomendasi penting yang disampaikan kepada para pemangku kepentingan. Pertama, perlu adanya peningkatan alokasi anggaran untuk memperbaiki infrastruktur sekolah di daerah terpencil. Kedua, diperlukan pelatihan lanjutan bagi guru untuk mengintegrasikan teknologi dalam metode pengajaran mereka. Ketiga, survei merekomendasikan adanya peningkatan partisipasi orang tua melalui program-program yang dapat mendekatkan mereka dengan sekolah.
Hasil dari Survei Lingkungan Belajar ini diharapkan dapat menjadi acuan bagi pemerintah dalam merumuskan kebijakan pendidikan yang lebih inklusif dan berkualitas, sehingga setiap siswa di Indonesia dapat mendapatkan kesempatan belajar yang setara, tanpa memandang latar belakang geografis atau ekonomi.#fad
Komentari Tulisan Ini
Tulisan Lainnya
AKMI MENINGKATKAN KOMPETENSI MADRASAH INDONESIA
Madiun (MIN 3) - Pendidikan adalah salah satu pondasi penting dalam membangun masa depan yang cerah bagi generasi muda. Untuk itu, upaya terus dilakukan untuk meningkatkan kua
KOMPETISI SAINS MADRASAH (KSM 2022)
KOMPETISI SAINS MADRASAH (KSM 2022) Madrasah Mandiri Berprestasi 30-7-2022, by admin Latar Belakang Deras laju perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi mulai menimbulkan